Jumat, 10 Februari 2012

Thawaf Alam dan Manusia


Thawaf Alam dan Manusia



Thawaf dalam makna asalnya berarti menelilingi sesuatu. Dalam pengertian syariat, thawaf adalah salah atu bentuk ibadah dengan cara mengelilingi Ka’bah tujuh kali. Dalam rangkaian ibadah haji, kedudukan thawaf sangat penting sekali. Selama berhaji sangat dianjurkan untuk memperbanyak thawaf sunnah (tathawu) karena keutamaannya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa setiap hari Allah menurunkan 120 rahmat kepada orang yang berhaji ke rumah Allah yang suci : 60 untuk yang berthawaf, 40 untuk yang shalat, dan 20 untuk yang menyaksikannya ( Hadits hasan riwayat Baihaqi).

Apakah makna dibalik thawaf ? didalam Alquran dan hadits tidak dijelaskan maka berkeliling di sekitar Ka’bah itu. Tetapi ayat-ayat Allah di alam semesta ini bisa membantu menjelaskan maknanya. Jika kita perhatikan alam semesta secara mendalam, thawaf juga dilakukan oleh semua makhluk-Nya. Hal inilah yang akan diulas dalam tulisan ini: bagaimana alam pun ber-thawaf sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya.

Ketaatan makhluk

Pada awal penciptaan alam semesta, Allah mengambil “janji” langit dan bumi dalam bahasa-Nya yang diabadikan di dalam Alquran surat Fushshilat [41]:9-12. untuk memahami “janji" langit dan bumi tersebut, perlu juga dipahami proses evolusi alam semesta secara keseluruhan. Secara ringkas, kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di dalam Alquran (Q.S. 41:9-12 dan Q.S. 79:27-32) terdiri atas enam tahapan proses. Proses ini terjadi sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia
.
Masa pertama,
Dimulai dengan ledakan besar (big bang) (Q.S. 21:30, langit dan bumi asalnya bersatu) sekitar 12-20 milyar tahun lalu. Langit (ruang alam semesta) kemudian mengembang (Q.S. 51:47). Materi yang mula-mula terbentuk adalah hidrogen yang menjadi bahan dasar bintang-bintang generasi pertama.

Masa kedua,
Adalah pembentukan bintang-bintang dengan bahan dasar dukhan (debu-debu dan gas antarbintang, Q.S. 41:11).

Masa ketiga dan Masa keempat,
Proses penciptaan tata surya termasuk bumi. Matahari tercipta pada masa ketiga. Sekitar 4,6 milyar tahun lalu dan mulai memancarkan cahaya dan angin matahari. Proto-bumi (‘bayi’ bumi) yang telah terbentuk, terus berotasi menghasilkan fenomena siang dan malam di bumi. Masa pemadatan kulit bumi agar layak bagi hunian makhluk hidup adalah masa keempat.

Masa kelima,
Adalah hadirnya air dan atmosfer di bumi sebagai prasyarat kehidupan. Atmosfer yang ada kini sebaagian dihasilkan oleh proses-proses di bumi sendiri. Sebagian lainnya berasal dari pecahan komet atau asteroid yang menumbuk bumi. Komet yang komposisi terbesarnya adalah es air (20% massanya) diduga kuat merupakan sumber air bagi bumi. Sebab, rasio Deutorium/Hidrogen (D/H) di komet hampir sama dengan rasio D/H pada air di bumi, yaitu sekitar 0,0002.

Masa keenam,
Lahirnya kehidupan di bumi yang dimulai dari makhluk bersel tunggal dan tumbuh-tumbuhan. Hadirnya tumbuhan dan proses fotosintesis sekitar 2 milyar tahun lalu, menyebabkan atmosfer mulai terisi dengan oksigen bebas. Pada masa ke enam itu pula, proses geologis menyebabkan pergeseran lempeng tektonik dan lahirnya rantai pegunungan di bumi terus berlanjut.

Semua proses alami itu yang seolah-olah berjalan dengan sendirinya, sebenarnya berjalan menurut ketentuan Allah. Tanpa tawar-menawar, alam patuh mengikuti proses itu. Itulah “janji” alam ketika Allah menciptakannya. Benda-benda langit ditentukan urusannya masing-masing. Bulan mengelilingi bumi. Bumi dan planet-planet lainnya serta komet dan asteroid (planet kecil) mengelilingi matahari. Matahari dan bintang-bintang mengelilingi pusat galaksi. Demikian juga segala proses alami di bumi berjalan sesuai aturan-Nya. Semua tunduk pada aturan-Nya.

Sumber : www.salmanitb.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar