Jumat, 10 Februari 2012

Hidup itu .... (bagian 1)


Kata orang, hidup itu indah, bahagia, bahkan ada yang mengatakan kalau hidup itu suatu tantangan. Akan tetapi, kalau kata Dia, yang punya blog ini, hidup itu :

  • seperti integral parsial. Kita harus waspada dan cerdas dalam menentukan pilihan. Seperti integral parsial, kamu harus tepat memilih fungsi mana yang harus dimisalkan “u” dan mana yang dimisalkan “v”. Kalau kamu tepat dalam memisalkannya, kamu akan dapat menyelesaikan suatu integral dengan mudah, dan begitu juga sebaliknya, kalau kamu salah memilih fungsi untuk dimisalkan, kamu kan dapat masalah lagi yang lebih kompleks dan semakin sulit untuk dipecahkan. Jadi, dalam hidup, kita harus cerdas memilih untuk kebahagiaan dan kesuksesan untuk diri kita sendiri, keluarga, dan bahkan untuk semua orang.

  • Seperti angka. kalau bicara tentang angka, ada banyak sekali angka di dunia ini, bahkan sampai tak hingga. Ada angka 0,1,2,3,...,n semakin kita menuju terus ke kanan dari sumbu x pada koordinat cartesius, kita bakal menemukan beratus, beribu bahkan bermilyar angka dan semakin banyak pula nilai maupun digit dari angka tersebut. Seperti manusia, yang berasal dari sesuatu yang 0, lalu berkembang menjadi seorang yang mempunyai nilai, wawasan, maupun harga diri. Dan hidup itu dapat dianalogikan sebagai ke-infinity-an suatu angka. maksudnya, seseorang itu hidup dengan kondisi yang serba tidak berkecukupan. Seseorang tidak pernah sekalipun merasa puas dengan apa yang telah ia dapatkan. Ia ingin lebih, lebih, dan lebih lagi karena di hidupnya, di selalu merasa kurang, kurang, dan kurang. Tapi, apabila angka angka yang sedemikian banyak nilainya tersebut kita pangkatkan dengan 0, apa yang akan terjadi ? semua nilai dari angka tersebut, baik yang kecil maupun yang bernilai jutaan akan menghasilkan angka yang sama, 1. Bagaikan hidup, meskipun kita itu mempunyai berbagai sesuatu misalkan harta, pangkat, jabatan, tapi kita juga harus tahu dan ingat akan siapa yang telah memberikan itu semua kepada kita. Tuhan yang maha Esa.

  • Seperti polynomial atau suku banyak. Di dalam matematika, pasti terdapat suatu persamaan suku banyak. Misalkan X3+2X2+3X+2, ini merupakan salah satu bentuk suku banyak. Nah, hidup itu bagaikan persamaan seperti itu, dimana di dalam hidup ini kita pasti dihadapkan dengan berbagai kerumitan hidup yang menantang kita. Untuk pertama, pasti kita kebingungan saat mendapat suatu cobaan, ujian. Tapi pasti, percayalah, there is a will, there is a way. Seperti di persamaan suku banyak tersebut, serumit apapun persamaan yang akan diberikan pengajar, pasti akan bisa didapatkan solusion set nya , dan dapat dicari dengan menggunakan cara-cara yang sudah diajarkan oleh pengajar, seperti pemfaktoran. Nah, lalu masalah-masalah yang harus dihadapi itu bagaikan variabel atau peubah yang ada di dalam persamaan tersebut. dan solusi-solusi kehidupan itu bagaikan solusion set atau biasa disebut dengan himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut.

  • Seperti radioaktif. Unsur radioaktif itu tidak stabil. Seperti hidup kita, pertama, kita perlu bimbingan di dalam menjalani kehidupan ini, apalagi di saat kita masih harus selalu dibimbing, saat masih kecil karena psikologis kita belum siap untuk bekerja mandiri dan cenderung tidak stabil . Nah, mulai beranjak remaja, kelabilan itu semakin kencang berhembus. Bagai unsur radioaktif, yang mana tidak stabil, lalu mulai lambat laun meluruh dengan waktu paruh yang bermacam-macam untuk menuju kestabilan. Seperti remaja, dari labil ke stabil itu juga butuh proses, tidak secara spontan bisa berubah. Ada masa, seperti waktu paruh yang disebut sebagai pengalaman. Nah, sampai pada akhirnya nanti, unsur radioaktif tersebut mencapai keadaan yang stabil pada waktu tertentu. Nah disaat itu juga, remaja yang sudah mengalami banyak peristiwa, pengalaman, dan banyaknya hikmah yang telah diambil menjadikan dirinya sebagai pribadi yang sudah stabil dalam menjalani hidup, punya jati diri , dan layak untuk disebut Dewasa.

  • Seperti algoritma. Algoritma itu kurang lebih seperti langkah kerja yang terstruktur. Mulai dari awal kerj, sampai dengan langkah akhir kerja, urut, dan tidak acak. Seperti perjalanan tahapan hidup seorang manusia. Dimulai dari bayi, yang kemudian tumbuh jadi balita yang lucu. Kemudian beranjak menjadi anak kecil yang terus berkembang menjadi pemuda yang siap menghadapi pergolakan masa remaja yang penuh dengan intrik, lingkungan, maupun masalah yang silih berganti. Jika seorang pemuda tersebut sudah bisa mengatur dirinya, maka akan ada masa yang disebut dewasa, bagi dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar