Minggu, 05 Februari 2012

Aku Bangga Anakku


“Hendak pergi kemana Bu?” tanya Irwan kepada seorang ibu yang duduk di sebelahnya saat perjalanan di dalam sebuah kereta api.

“Saya hendak ke Jakarta mas nengok anak saya yang nomor lima”, jawab ibu di sebelah Irwan tersebut.

“Anaknya kerja di Jakarta ya Bu? Kalau boleh tahu emang anak Ibu berapa?” tanya Irwan lagi.

“Anak saya lima. Yang di Jakarta ini yang paling kecil, baru dilantik jadi dokter dua bulan lalu”, jawabnya dengan rona senyum manisnya.

“Wah pintar dong Bu ya anaknya jadi dokter. Emang kakak-kakaknya dokter juga ya?”, irwan kembali bertanya.

“Ooo..bukan mas, yang dokter cuma dia, kakaknya yang nomor empat dosen universitas di Yogyakarta, yang nomor tiga jadi konsultan keuangan di Singapura,” Jawab ibu itu santai masih dengan senyum manis yang menghiasi raut wajah keriputnya.

“Wah anak Ibu sukes-sukses ya. Lalu bagaimana dengan anak ibu yang nomor dua dan nomor satu Bu?”

“Anak saya yang nomor dua sebagai psikolog di Semarang mas,” kata Ibu itu menjawab, lalu sesaat ia terdiam sejenak.

“Terus yang pertama?” tanya irwan penasaran memecah keheningan.

“Anak saya yang pertama tukang becak, ia tinggal di desa di pesisir pantai utara Jawa Timur, Lamongan."
tukasnya.

“Hah, tukang becak? kok beda Bu dengan adik-adiknya?” masih belum hilang penasaran Irwan terhadap jawaban ibu tersebut.

Sambil diiringi dengan senyum hangatnya, ibu itu menjawab dengan bangga dan penuh rendah hati,

“Ya, meskipun dia tukang becak, tapi saya bangga padanya. Sejak suami saya meninggal belasan tahun lalu, dia yang bekerja keras membanting tulang menyekolahkan adik-adiknya hingga sukses dengan becak peninggalan ayahnya. Besar tekadnya agar adik-adiknya bisa berhasil walaupun ayah yang dicintainya telah tiada.”

Mendengar jawaban wanita disebelahnya, tanpa ia sadari tertegun Irwan dalam hening perjalanan malam itu,

“Saya terharu Bu…”

#Ketika kita harus memilih dalam keadaan sulit, pastikan pilihan kita bermanfaat untuk orang banyak bukan untuk diri sendiri#
--------------------------------------------------------------------
smoga kita menjadi anak yang membanggakan orang tua kita di dunia dan akhirat
 
sumber : Yoki Setyo Pambudi, Yoki's Twitter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar