Suatu hari, sang raja berpapasan dengan Abu Nawas yang saat itu menjadi seorang penggembala kambing.
Sang raja yang mengetahui nama Abu Nawas bertanya,
R : “ Hei Abu Nawas ! Apa aku boleh bertanya? “
AN : “ Boleh” (dengan jawaban simpel)
R : “ Kambing-kambingmu terlihat sehat sekali, dikasih makan apa? “
AN : “ Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”
R : “ Mmmm...Yang hitam dulu deh...”
AN : “ Oh, kalau yang hitam, dia makannya rumput basah.”
R : (Mengangguk angguk) “Oh, kalo yang putih? ”
AN : “ Yang putih juga...”
R : “ Hmmm...kambing-kambing ini kuat jalan berapa kilo? “
AN : “ Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”
R : “ Mmmm...Yang hitam dulu deh...”
AN : “ Oh, kalau yang hitam 6 mil sehari. “
R : “ Kalau yang putih? “
AN : “ Yang putih juga...”
Sang raja mulai kesal.
R : “ Berapa banyak bulu yang dihasilkan kambing ini pertahunnya? “
AN : “ Yang mana dulu nih? Yang hitam atau yang putih?”
R : (dengan kesal) “ Yang hitam dulu...”
AN : “ Oh, yang hitam banyak...10 kilo per tahun. “
R : “ Kalau yang putih ?”
AN : “Yang putih juga...”
Karena sejak tadi jawabannya selalu sama, dengan nada tinggi, Sang raja berkata,
“ ABU NAWAS, KALAU JAWABANNYA SAMA. KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KAMBING DUA INI ? “
AN : (dengan nada menyesal) “ Oh, gini raja, soalnya yang hitam itu punya saya...”
Sang Raja sepertinya memahami arah pembicaraan ini. Amarahnya pun mereda. Dengan lebih ramah, ia pun berkata, “ Oh begitu, maaf kalau gitu. Saya emodi tadi. ...kalau yang putih ?”
AN : “ Yang putih juga...”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar